Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Rabb Manusia,
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa tersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
Ayat ke-1-3; Inilah tiga dari sifat-sifat Allah SWT; Rububiyyah, Raja, dan Ilahiyyah. Dia adalah pemelihara segala sesuatu sekaligus sebagai Raja dan Rabb-nya. Segala sesuatu yang ada adalah makhluk ciptaan-Nya, hamba sekaligus abdi-Nya. Oleh karena itu, Dia memerintahkan kepada semua yang hendak memohon perlindungan agar berlindung kepada Dzat yang memiliki ketiga sifat di atas, dari kejahatan bisikan syaitan khannas, yaitu syaitan yang ditugaskan untuk menggoda manusia, karena tidak ada seorang pun keturunan Adam melainkan dia memiliki satu teman yang akan senantiasa menjadikan segala perbuatan keji itu indah dipandang dan dia tidak akan mengenal kata lelah dalam menjalankannya. Dan orang yang terlindungi adalah orang yang mendapat perlindungan Allah.
Ditegaskan dalam hadis Shahih bahwasanya; “Tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan telah diutus kepadanya pendampingnya. Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya syaitan itu mengalir dalam tubuh anak Adam seperti aliran darah. Dan sesungguhnya aku khawatir dia akan memasukkan sesuatu ke dalam hati ke dalam hati kalian berdua.” Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa jika hati berdzikir kepada Allah, niscaya syaitan akan merasa bertambah kecil dan kalah. Dan jika tidak berdzikir kepada Allah, niscaya syaitan akan merasa bertambah besar dan menang.
Ayat ke-4; “Syaitan yang biasa bersembunyi” Sa’id bin Jubair mengatakan dari Ibnu Abbas: “Yaitu syaitan yang selalu bercokol di dalam hati manusia, jika manusia lengah dan lalai, maka dia akan memberikan bisikan, dan jika manusia berdzikir kepada Allah maka syaitan itu akan bersembunyi,”
Ayat ke-5: “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” Apakah yang demikian ini khusus pada anak Adam saja, ataukah mencakup anak Adam dan juga Jin? Mengenai ini, semua telah masuk ke dalam lafal an-naas.
Ayat ke-6: “Dari jin dan manusia.” Ayat ini sebagai penjelas ayat sebelumnya. Ayat ini juga sebagai tafsiran bagi pihak yang selalu memberi bisikan ke dalam dada manusia yang terdiri dari syaitan, manusia, dan jin. Sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al-An’aam: 112. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).”